Home » Rumah Tradisional Bali
Rumah Tradisional Bali Gung Aji Batuan
Rumah Tradisional Bali Gung Aji Batuan

Rumah Tradisional Bali yang ada di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang dimiliki oleh anggota keluarga Gung Aji, orang asing menamainya Bali Traditional House Gung Aji ini memiliki ciri khas yang unik dan masih terjaga bentuknya yang masih kuno yang temboknya masih memakai tanah liat dengan struktur bangunanya juga masih memakai kayu dan atapnya memakai alang-alang. Umumnya untuk membanguan rumah adat di Bali memakai pedoman khusus yaitu Asta Kosala Kosali dan Tri Hita Karana. Makna dari Asta Kosala Kosali yaitu aturan tata letak ruang untuk keselamatan dan kebahagian penghuninya, layaknya fengshui dalam budaya Cina. Sedangkan Tri Hita Karana yaitu tiga penyebab untuk mendapatkan kesejahteraan yang bersumber pada keharmonisan hubungan antara manuasia dengan:
– Tuhannya yang meliputi pura keluarga
– A
lam lingkungannya yang meliputi pekarangan rumah
– Sesamanya yang meliputi seluruh anggota keluarga.
Ayo datang, karena sudah banyak turis baik asing maupun lokal yang sudah melihat keunikan bangunan rumah Bali Tempoe Doloe ini dan tidak dikenakan tiket masuk, tetapi cukup membayar donasi saja.

Pertama-tama mari kita lihat struktur bangunananya dulu yang mana dirancang khusus sesuai dengan lokasinya. Untuk menentukan arah letak dimensi pekarangan dan konstruksinya dibuatlah sesuai dengan ketentuan Adat Agama Hindu Bali. Rumah tradisional Bali ini yang strukturnya terdiri dari bangunan kecil yang dikelilingi oleh tembok (penyengker). Masing-masing bagian rumah memiliki fungsi tertentu seperti angkul-angkul (pintu masuk dan keluar), kamar mandi (WC), paon (dapur), bale dauh, bale daje, bale dangin, jineng (tempat menyimpan padi hasil panen), pura penjaga pekarangan dan komplek pura keluarga. Dalam proses pembangunannya terdapat juga aturan yang cukup sakral lengkap dengan sarana upacaranya. Berikut penjelasan lebih detail fungsi dari masing-masing bangunan lengkap dengan denah yang ada di dalam pekarangan rumah.

Denah Rumah Tradisional Bali
Denah Rumah Tradisional Bali

Pintu masuk atau angkul-angkul adalah bagian rumah tradisional Bali yang letaknya paling depan untuk keluar masuk anggota keluarga. Posisinya selalu agak keselatan dari pekarangan rumah yang mana ketika ada orang masuk akan melewati bagian depan dapur, yang dipercaya orang Bali kalau ada orang berniat jahat yang membawa barang yang akan menyakiti penghuninya akan di bakar sama Dewa Brahma (Dewa Api). Untuk struktur bangunanya terbuat dari batu padas yang beratap genteng dan kedua sisi ada tempat untuk menaruh sesajen. Juga ada papan nama yang ditempel untuk sensus penduduk yang berisi nama kepala keluarga, jumlah anggota keluarga laki-laki dan perempuan. Setelah anda melewati angkul-angkul anda juga akan melewati aling-aling yang merupakan tembok kecil sebagai layar biar orang dijalan tidak bisa melihat langsung kegiatan yang ada didalam rumah. Angkul-angkul juga dilengkapi dengan pintu kayu yang bisa di buka dan ditutup walaupun sudah ada aling-aling. 

Angkul-Angkul Tradisional Bali
Angkul-Angkul

Kamar Mandi atau WC dengan 2 kamar ini letaknya di sebelah selatan belakang dapur yang digunakan oleh para anggota keluarga untuk mandi cuci kakus. Untuk airnya diambil dari sumur yang ada di samping jineng dan juga yang disediakan oleh perusahan air minum pemerintah.

Kamar Mandi Rumah Tradisional Bali
Kamar Mandi

Dapur atau paon yang letaknya di sebelah selatan dari bangunan lainya yang selalu mengikuti arah mata angin, selatan atau kelod di Bali adalah posisi dari Dewa Brahma sebagai simbol Dewa Api. Ruangan dapur yang dibangun untuk tempat penyimpanan dan pengolahan makanan yang strukturnya dibuat campuran antara batu padas dengan tanah liat, atapnya terbuat dari padang rumput alang-alang. Tempat memasaknya juga masih tradisional yang terbuat dari batu bata dan memasaknya juga masih pakai kayu bakar. Anda juga diperbolehkan masuk untuk melihat-lihat kedalam.

Dapur
Dapur

Bale Dauh (barat) dengan struktur bangunanya yang memanjang terbuat dari batu padas bagian dasarnya dan batu bata bagian temboknya yang dihaluskan dengan pasir batu kapur. Bagian tiang terbuat dari kayu dan rangka atasnya terbuat dari bambu dengan beratap padang ilalang. Terdapat satu kamar yang digunakan untuk kamar tidur remaja, bagian depanya merupakan halaman yang digunankan untuk menerima tamu. Bagian dinding tembok depanya digunakan untuk menggantungkan photo-photo keluarga dan kalender Bali.

Bale Dauh
Bale Dauh

Selanjutnya mari kita lihat Bale Daje (utara) dengan struktur bangunanya yang segiempat, bagian bawahnya terbuat dari batu pualam dan bagian temboknya terbuat dari batu bata yang dihaluskan dengan tanah liat. Bagian bangunanya terbuat dari bambu dan kayu dengan beratap rumput alang-alang. Penyangga kayu bagian halaman depanya jumlahnya empat buah yang di hiasi dengan lampu petromax. Terdapat satu kamar yang digunakan untuk kamar tidur kepala keluarga, bagian depanya merupakan halaman kosong yang digunankan untuk bersantai anggota keluarga.

Bale Daje
Bale Daje

Sebelah timur ada namanya Bale Dangin dengan struktur bangunanya yang memanjang, bagian lantainya terbuat dari batu alam dan bagian temboknya terbuat dari batu bata. Bagian penyangga atasnya strukturnya dikombinasikan kayu dengan bambu dan beratap alang-alang. Penyangga kayu jumlahnya enam buah atau di Bali dikenal dengan Bale Sake Enem. Bale ini digunakan oleh anggota keluarga yang sudah lanjut usia walaupun tempat tidurnya terbuka. Bale Dangin ini berfungsi untuk persiapan dan perayaan upacara adat baik untuk keluarga dan juga masyarakat sekitar.

Bale Dangin
Bale Dangin

Jineng atau lumbung merupakan tempat untuk menyimpan padi ini terletak di sebelah timur dapur dan selatan komplek pura keluarga. Bentuk bangunanya berlantai dua yang terbuat dari kombinasi kayu dan bambu dengan beratap alang-alang. Penyangga kayu jumlahnya empat buah, untuk lantai atasnya digunakan untuk menyimpan padi yang sudah kering dan lantai bawah untuk beraktivitas membuat kerajinan tangan.

Jineng
Jineng

Pura Penjaga Pekarangan ini juga dikenal dengan Sedahan Karang atau Penunggun Karang yang yang letaknya di barat laut pekarangan rumah. Tetapi bentuk bangunanya berbeda seluruhnya terbuat dari batu padas. Fungsi dari Sedahan Karang ini adalah untuk melindungi anggota keluarga dari mahkluk mistis yang tidak kelihatan (niskala).

Pura Penunggun Karang
Pura Penunggun Karang

Merajan atau Sanggah merupakan komplek pura keluarga yang menjadi tempat suci bagi anggota keluarga untuk melaksanakan upacara persembahyangan Dewa Yadnya. Letaknya di timur laut (kaje kangin), kaje dalam bahasa Bali berarti gunung, makanya kaje merupakan tempat atau arah yang disucikan di Bali. Komplek ini terdiri dari beberapa pelinggih atau bangunan suci yaitu candi bentar, piasan, taksu, padmasari, kemulan rong tiga, penglurah dan gedong dewahyang. Upacara di pura keluarga ini dirayakan setiap 210 hari mengikuti kalender Bali yang jumlahnya 30 bulan. Setiap bulanya ada 7 hari yang terkenal dengan Uku yang mulai dari Sinta, Landep, Ukir, Kulantir sampai dengan Watugunung.

Komplek Pura Keluarga
Komplek Pura Keluarga

Tempat menarik lainnya yang dekat dengan Rumah Tradisional Bali yang mesti anda kunjungi adalah Hutan Monyet Ubud, Pasar Seni Ubud, Istana Ubud, Celuk Silver Smith Village, Pura Gunung Lebah Ubud, Pura Saraswati, Ayunan Bali Swing,  Pasar Seni Sukawati, Air Terjun Tegenungan, Air Terjun Tibumana, Gunung Berapi Kintamani Batur, Garam Bali Organik, Gajah, Bukit Campuhan Ubud, Taman Burung, Teras Sawah Tegallalang, Pura Gunung Kawi Sebatu, Pura Mata Air Tirta Empul, Monumen Raja Gunung Kawi, Desa Batubulan, Tari Barong dan Keris, Arung Jeram Rafting di Sungai Ayung Ubud, Kebun Kopi Bali, Taman Kebun Binatang Bali, Taman Kupu-Kupu, Pura Puseh Batuan dan Desa Seni Ubud.

Untuk mengunjungi tempat ini anda dapat kombinasikan dengan melihat tempat-tempat yang indah lainya yang dekat dengan pura ini dengan mengikuti Paket Tour Satu Hari Penuh dan Paket Tour Setengah Hari. Atau anda juga dapat mengabungkan dengan melakukan pertualangan tour lainnya seperti Arung Jeram Rafting di Rafting di Sungai Ayung Ubud, Rafting di Sungai Telaga Waja, Naik ATV, dan Naik Gajah.

Rumah Tradisional Bali Gung Aji terletak di Jalan Raya Negara No. 100, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar – Bali.

Email : info@bali-water-sports.com
No HP  081-2395-6828
No Whatsapp 081-2395-6828
Untuk komunikasi yang akurat dan cepat, lebih baik menghubungi kita langsung melalui Whatsapp.

Rumah Tradisional Bali